Menunggu KA di Stasiun Gubeng Surabaya |
Tulisan kali
ini sekedar menceritakan pengalaman saat saya berlibur ke Kota Bandung.
Liburannya telah usai, namun tulisan mengenai kisahnya baru dibuat sekarang.
Ada beberapa kondisi yang tidak memungkinkan saya menulis dan posting saat perjalanan berlangsung.
Meski kurang aktual, saya tetap ingin bercerita lewat tulisan ini.
Setelah menyelesaikan tugas akhir
(skripsi) di FKp Unair, saya tiba-tiba ingin berlibur untuk memanjakan diri,
melakukan hal-hal yang disenangi. Rutinitas dan tuntutan berbagai tugas kuliah
membuat penat dan sumpek. Bagi saya, mungkin dengan berlibur bisa membunuh rasa
bosan tersebut.
Kali ini, saya memilih Kota Bandung
menjadi destinasi. Ada beberapa alasan mengapa harus memilih Bandung. Pertama,
di sana ada teman-teman sedaerah dari NTT yang sedang kuliah. Mereka menawarkan
saya menginap di rumah kontrakan jika datang berlibur. Kedua, saya sering
membaca media online “Kompas.com” pada rubrik regional sering membaca berita
tentang Kota Bandung. Apalagi banyak gebrakan inovatif dari Pak Ridwan Kamil
dalam mewujudkan kota yang bermartabat dan kreatif. Saya ingin melihat
langsung, seperti apa sih Kota Bandung itu. Ketiga, saya ingin membuktikan
sendiri, seperti apa daerah pembuat sepatu di Cibaduyut yang getol dipromosikan
oleh Bapak Jusuf Kalla, hingga menjadi brand khusus ‘JK Collection’. Dan masih
banyak lagi alasan lain yang terselubung, tidak bisa disebutkan semuanya di
sini.
Menikmati pemandangan sepanjang jalur KA |
Rabu, 21 Januari 2015 saya berangkat
dari Surabaya dengan kereta api. Tepatnya kereta api mulai jalan pada pukul
19.00 WIB sehingga bisa juga disebut dengan ‘kereta malam’ seperti dalam lirik
sebuah lagu dangdut. Perjalanan Surabaya-Bandung memakan waktu ±14 jam. Jarak
yang cukup jauh. Biar tidak jenuh, saya telah menyiapkan dua buku bacaan
sebagai pengusir rasa bosan. Karena buku tersebut, judul tulisan saya menjadi
seperti yang tertulis di atas. Penjelasan lebih lanjut mengenai kedua buku
tersebut, saya tuliskan khusus di sini.
Menikmati pemandangan sepanjang jalur KA (2) |
Saat lelah membaca, saya mengambil
posisi tidur yang nyaman di kursi KA. Beberapa kali saya terjaga saat kereta
berhenti di beberapa stasiun. Seingat saya, saat beberapa kali terjaga, kereta
sempat berhenti di stasiun balapan Solo dan stasiun tugu Jogja. Hingga tiba pukul
06.00, saya bangun dari tidur dan menikmati pemandangan di sepanjang jalur KA.
Tidak lama kemudian kami memasuki sebuah stasiun yang tertulis Tasikmalaya.
Saat tiba di Tasikmalaya |
Sepanjang Tasikmalaya hingga stasiun
Kota Bandung, saya memperhatikan setiap pemandangan yang ada. Jika tidak salah,
sebelum tiba di stasiun tujuan, ada beberapa stasiun yang kami lewati, seperti
stasiun Cipeleungy, Leles, Lebak Jero, Nagrek, Cicalengka, Kiaracondong, dan
Cikaupadateuh (maaf jika ada kesalahan penulisan).
Persawahan |
Pemandangan alam di sepanjang jalur
KA sungguh menakjubkan. Daerah Tasikmalaya didominasi dengan tambak dan
persawahan. Sejauh yang saya lihat, hampir setiap rumah memiliki tambak. Setelahnya,
saya disuguhi pemandangan bukit-bukit yang ditanami jagung, sayur, dan tanaman
lainnya. Secara keseluruhan, hingga tiba di Bandung, persawahan paling dominan.
Tanaman padi yang tumbuh sejajar, pematang sawah yang berantai, padi yang
menghijau dan ada pula yang menguning, memanjakan mata yang memandang. Tidak bosan
saya melihatnya. Sesekali saya memotret dengan pocket camera. Beberapa foto saya upload di sini.
Tanaman Palawija di lereng bukit |
Tanpa terasa, tiba juga saya di
stasiun Kota Bandung. Senang rasanya tiba di tempat tujuan dengan selamat. Sebagaimana
yang pernah dikatakan oleh Ignatius Jonan (Mantan CEO PT. KA Indonesia, yang
kini jadi Menteri Perhubungan), “Keselamatan adalah segala-galanya. Lebih baik
tidak pernah berangkat dari pada tidak pernah sampai”. Begitupun saya, dan juga
Anda tentunya, keselamatan dalam perjalanan merupakan harapan utama.
Tiba di stasiun Bandung |
Begitu turun dari kereta saya
mendapat sms dari teman yang kuliah di Bandung. Ternyata mereka sudah menunggu
saya di pintu keluar stasiun. Ada dua orang teman yang datang menjemput saya,
yaitu Neng Alin Nabunome dan Neng Fransisca Bella. Keduanya merupakan teman
kost saya waktu kuliah di Kota Kupang-NTT. Kini mereka sedang melanjutkan
profesi ners di STIKI Immanuel Bandung.
Foto bersama Neng Alin Nabunome di depan stasiun Kota Bandung |
Bahagia rasanya bisa bertemu sahabat
yang telah lama berpisah. Kami pun saling bersalaman melepas kangen. Sebelum meninggalkan
stasiun, tidak lupa kami foto-foto bersama. Dengan menggunakan angkot, kami
berangkat menuju Katir Mengkudu Kost yang terletak di Jalan Kopo-Kota Bandung. Di
sanalah mereka tinggal, sebuah rumah kontrakan yang aman dan nyaman ditempati
selama menempuh pendidikan di Bandung. Mereka menerima saya dengan penuh
kehangatan, layaknya keluarga yang sudah lama berpisah jauh. Saya bahagia
memiliki sahabat seperti mereka.
Foto bersama Neng Fransisca Bella di depan stasiun Kota Bandung |
Baiklah, tulisan kali ini sampai di
sini dulu. Saya akan terus bercerita setiap pengalaman yang saya alami di
Bandung. Saya tidak tahu akan sampai kapan tulisan ini berakhir. Yang saya tahu
hanyalah menulis hingga tuntas. Ikuti terus ceritanya di sini. Tunggu seri
lanjutannya. Terima kasih.
0 Komentar